Senin, 13 Februari 2017

Pola Tanam

Pola tanam memliki arti penting dalam system produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen agroklimat, komponen tanah, komponen tanaman, komponen hama dan penyakit, komponen keteknikan dan komponen social ekonomi. Seluruh komponen tersebut dipadukan dan dimanfaatkan agar dapat tercipta produksi yang optimal.

Pola tanam merupakan bagian atau sub system dari system budidaya tanaman.  System  budidaya  tanaman  ini  dapat  dikembangkan  satu  atau lebih  system  pola  tanam.  Sebagai  contoh  system  budidaya  tanaman  di sawah tadah hujan dapat ditentukan pola tanam tunggal, misalnya jagung saja. Dapat pula ditanami beberapa tanaman seperti jagung dan padi gogo dengan system pola tanam tumpangsari. Contoh pola tanam tumpangsari yang lain yaitu jagung dan kedele, jagung dan kacang tanah.  Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumberdaya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan.  Hal  yang penting harus diperhatikan adalah persyaratan tumbuh antara kedua tanaman atau lebih terhadap lahan yang digunakan,  hendaklah mendekati kesamaan.  Disamping itu dua jenis tanaman atau lebih yang berbeda sifat pertumbuhannya, dapat pula ditanam  bersama  seperti  jagung  bertajuk  tinggi  dan  kacang  bertajuk rendah.

Pola tanam di daerah tropis seperti Indonesia, biasanya  disusun selama satu tahun dengan memperhatikan curah hujan atau kesediaan air.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pola tanam yang efisien yaitu:

1)  Mempunyai    pengetahuan    yang    cukup    mengenai    tanaman    yang dibudidayakan
2)  Perlakuan teknis dan nasa panen perlu diketahui oleh petani, apabilamemungkinkan juga informasi harga pasar
3)  Tanaman selingan dan tanaman pokok yaitu jagung hendaknya saling menunjang. Tanaman selingan dapat berupa sayur-sayuran

Keuntungan dalam melaksanakan pola tanam ialah:


1)  Dalam  jangka  waktu  tertentu  dapat  memberikan  keuntungan  baik dalam pengelolaan lahan maupun segi ekonomis
2)  Penggunaan tenaga kerja lebih efisien, terutama dalam pemeliharaan tanaman termasuk pemupukan, penyiangan dan pembumbunan
3)  Hasil dari pola tanam memberikan produktifitas yang tinggi per satuanluas yang sama

Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan yaitu


1)  Pola Tanam Tunggal

Pola tunggal merupakan penanaman dalam satu areal hanya ditanami satu jenis tanaman saja, misalnya hanya jagung saja atau hanya cabai saja.    Sistem  ini  biasanya  diterapkan  pada  komoditas  tanaman  yang
diusahakan dalam jumlah besar/lahan yang luas

2)  Tumpang Sari (Intercropping)

Tumpang sari merupakan salah satu cara pola tanam yang melakukan penanaman lebih dari satu tanaman, baik dalam umur yang sama maupun   umur   tanaman   yang   berbeda.   Sebagai   contoh   tanaman tumpang sari sama umur adalah jagung dan kedele sedangkan  contoh  tanaman  tumang  sari  beda  umur  adalah  jagung, ketela pohon dan padi gogo

3)  Tumpang Gilir (Multiple Cropping)

Pola tanam yang dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan factor-faktor lain untuk memperoleh keuntungan maksimum. Faktor-faktor tersebut dapat berupa:

a)  Biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering diolah   dapat dihindari
b)  Hasil  panen  secara  beruntun  dapat  memperlancar  penggunaan modal dan meningkatkan produktifitas lahan
c)   Kondisi lahan selalu tertutup tanaman, sangat membantu terjadinya erosi
d)  Sisa komoditas tanaman dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau atau bahan pembuatan kompos

Contoh tanaman tumpang gilir: jagung muda, padi gogo, kacang tanah dan ubi kayu.

4)  Tanaman Bersisipan (Relay Cropping)

Tanaman bersisipan merupakan bentuk pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman, selain tanaman pokok pada sebidang lahan, baik dalam waktu tanam yang bersamaan maupun waktu yang berbeda.

Pada  umumnya  tipe  ini dikembangkan untuk mengintensifkan lahan, dengan demikian kemampuan lahan untuk menghasilkan semua produk pangan semakin tergali.  Oleh karena itu pengelola dituntut semakin jeli menentukan tanaman apa yang perlu disisipkan aagar waktu dan nilai ekonominya dapat membentu dalam usaha meningkatkan pendapatan.
Contoh:   Pada penanaman jagung disisipkan kacang tanah, waktu tanaman jagung manis menjelang panen disisipkan kacang panjang

5)  Tanaman Bergiliran (Sequential Planting)

Tanaman bergiliran adalah penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan  secara  bergiliran.    Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan tersebut.

Pola tanam ini dilakukan atas dasar pertimbangan waktu tanam yang dianggap paling baik terhadap beberapa jenis tanaman yang telah direncanakan.    Tanaman tersebut ditanam secara bergiliran pada sebidang  tanah  yang  sama.  Tanaman  baru  ditanam  setelah  tanaman lama telah dipanen habis

Contoh:    Tanaman jagung dan kacang panjang

Tanaman jagung dan kacang tana

6)  Tanaman Campuran (Mixed Cropping)
Penanaman pada sebidang lahan yang terdiri atas beberapa jenis tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya. Semua tercampur menjadi satu.

Ditinjau dari segi efisiensi lahan, tanaman cempuran cukup efisensi dalam menggali potensi yang ada dan menghemat tenaga pemeliharaan. Ancaman  hama  dan  penyakit,     penanaman  dengan  cara  ini  sangat riskan, mudah terkena hama dan penyakit, terutama jenis tanaman yang dapat menjadi tanaman inang dari jenis lainnya.

Contoh:  Tanaman campuran yakni jagung, kedelai, ubi kayu

0 komentar:

Posting Komentar