Pola tanam memliki arti penting dalam system produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen agroklimat, komponen tanah, komponen tanaman, komponen hama dan penyakit, komponen keteknikan dan komponen social ekonomi. Seluruh komponen tersebut dipadukan dan dimanfaatkan agar dapat tercipta produksi yang optimal.
Pola tanam merupakan bagian atau sub system dari system budidaya tanaman. System budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih system pola tanam. Sebagai contoh system budidaya tanaman di sawah tadah hujan dapat ditentukan pola tanam tunggal, misalnya jagung saja. Dapat pula ditanami beberapa tanaman seperti jagung dan padi gogo dengan system pola tanam tumpangsari. Contoh pola tanam tumpangsari yang lain yaitu jagung dan kedele, jagung dan kacang tanah. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumberdaya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Hal yang penting harus diperhatikan adalah persyaratan tumbuh antara kedua tanaman atau lebih terhadap lahan yang digunakan, hendaklah mendekati kesamaan. Disamping itu dua jenis tanaman atau lebih yang berbeda sifat pertumbuhannya, dapat pula ditanam bersama seperti jagung bertajuk tinggi dan kacang bertajuk rendah.
Pola tanam di daerah tropis seperti Indonesia, biasanya disusun selama satu tahun dengan memperhatikan curah hujan atau kesediaan air.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pola tanam yang efisien yaitu:
1) Mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai tanaman yang dibudidayakan
2) Perlakuan teknis dan nasa panen perlu diketahui oleh petani, apabilamemungkinkan juga informasi harga pasar
3) Tanaman selingan dan tanaman pokok yaitu jagung hendaknya saling menunjang. Tanaman selingan dapat berupa sayur-sayuran
Keuntungan dalam melaksanakan pola tanam ialah:
1) Dalam jangka waktu tertentu dapat memberikan keuntungan baik dalam pengelolaan lahan maupun segi ekonomis
2) Penggunaan tenaga kerja lebih efisien, terutama dalam pemeliharaan tanaman termasuk pemupukan, penyiangan dan pembumbunan
3) Hasil dari pola tanam memberikan produktifitas yang tinggi per satuanluas yang sama
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan yaitu
1) Pola Tanam Tunggal
Pola tunggal merupakan penanaman dalam satu areal hanya ditanami satu jenis tanaman saja, misalnya hanya jagung saja atau hanya cabai saja. Sistem ini biasanya diterapkan pada komoditas tanaman yang
diusahakan dalam jumlah besar/lahan yang luas
2) Tumpang Sari (Intercropping)
Tumpang sari merupakan salah satu cara pola tanam yang melakukan penanaman lebih dari satu tanaman, baik dalam umur yang sama maupun umur tanaman yang berbeda. Sebagai contoh tanaman tumpang sari sama umur adalah jagung dan kedele sedangkan contoh tanaman tumang sari beda umur adalah jagung, ketela pohon dan padi gogo
3) Tumpang Gilir (Multiple Cropping)
0 komentar:
Posting Komentar